• Home
twitter instagram

Numpang Catat

Hallo temen-temen, aku suka banget catat-catat resep ibu, karena sekarang aku sudah menikah jadi suka kangen masakan ibu dirumah ahaha. Itung-itung sekalian berbagi resep sama ibu ibu lainnya lah yaa kali aja pada cocok juga. Aku orangnya pecinta asin so much, jadi jangan kaget kalo aku share resep rata-rata makanan gurih / asin hahaha 😆

Kembali ke topik judul, kali ini aku kangen banget sama oseng pare udang ibu aku, aku minta resep langsung dari dia dan tips and trick agar pare disini tidak terlalu pahit. Dan Alhamdulillah resep ini sudah approved by suami dan ibu mertua 😜

---

OSENG PARE ( 3-4 porsi )

Bahan Isian :

1. Pare 1 biji.
2. Tempe ukuran kecil 1 Bgkus.
3. Udang 1/4 ons.
4. Rempela ati 2 pasang

Bumbu :

1. Bwg putih 3 siung.
2. Bwg merah 5 siung.
3. Cabe rawit 10 biji. (opsional pedasnya)
4. Cabe merah kriting 15 Biji. (ini untuk hiasan aja)
5. Jahe seibu jari.
6. Lengkuas seibu jari.
7. Daun salam 5 lembar.
8. Serai 2 batang.
9. Daun jeruk 2 lembar.
10. Kaldu bubuk rasa ayam secukupnya.
11. Gula putih 1/2 sdm / Secukupnya.
12 kecap manis 1 sdm.

Cara Masak :

1. Pare dibelah dan dibuang isinya, kemudian di aduk pakai garam sampai keluar cairan agak banyak, kalau cairan sudah keluar nnti dibuang airnya, kemudian diamkan sebentar, lalu pare dibilas sampai airnya bening lalu PERAS.

2.Tempe di iris kotak2 lalu goreng sebentar. (sampai warna kuning muda dan masih empuk, alias setengah mateng)

3. Udang kupas buang kulitnya sm tarik kotoran hitam yg ada di punggung. 

4. Semua bumbu di iris, lalu di oseng sampai layu.

5. Masukkan rempelo ati yg dah di rebus dan di potong kecil-kecil (sesuai selera sih kecilnya semana).

6. Lalu masukkan tempe setengah matang tadi.

7. Beri air agak banyak agar bumbu meresap, lalu masukkan pare. Masak sampe air berkurang dan pare empuk.

---


Saran penyajian bisa seperti di foto, lauknya bisa diganti pakai telur dadar / mie goreng / ga pakai lauk juga sudah kaya rasa kok 😆.

Semoga cocok di lidah temen temen semuaa. thank you sudah sempetin bacaa. Semoga jadi varian resep baru huehehe.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hallo, Welcome april bulan puasa cantikkk. Aku kembali lagi untuk update di check-up obgyn ke 2 dan curhat susah senangnnya pengantin baru wwkkw. Kali ini aku sudah ikut suami ke Bogor. Kami pulang naik mobil alias nyetir sendiri dari Jogja (suami yg nyetir.. saya mah belum bisa nyetir hehe).

Oke, cerita ini mungkin sedikit emosional dibaca yah, karena aku orgnya memang basicnya manja, jadi mungkin para pembaca sedikit ikut kesal kalo baca tentang saya kali ini wkwkw.

----

📖Sesi Curhat 

Kebetulan sekarang adalah bulan april aliasss bulan puasa 1443H yeyyy. Awalnya aku puasa dan tetap mencari info-info lebih baik manakah ibu hamil ikut berpuasa atau tidak. Namun kata saudara dan teman yg hamil seangkatan aku, lebih baik jangan ikut berpuasa dulu. Lebih baik kenali diri sendiri dulu dan kondisi rahim, serta adaptasi dengan lingkungan.

Memang sih bulan-bulan ini aku masih sangat mual-mual sekali hahaha. Morning sickness adalah makananku tiap hari, dan gak bisa banget sarapan nasi di pagi hari, jadi selalu bisa makan berat diatas jam 10 pagi (nunggu perut enakan)  Alhasil aku beli cemilan es krim dan pudding untuk penyejuk perut sebelum makan berat / makan nasi. Aku jadi benci bau parfum yang biasa aku pakai, benci bau rokok,  pasti muntah. Breakout juga tambah parah, serta kulitku jadi terlihat lebih kusam banget krna banyak pembuluh darah pecah ketika muntah dan moody-an juga!.

Sebenarnya aku Oke oke saja dengan symptoms hamil tersebut, namun yang bikin aku triggered parah disini adalah "adaptasi" ininih.. dengan kondisi aku baru menikah, serta tinggal masih serumah dengan mertua, dan aku ga bisa jalan-jalan sendiri karena ga ngerti jalan di Bogor. Seminggu 2 minggu oke, setelah 1 bulan (aku pindah bogor tanggal 4 maret dan sekarang udah pertengahan april) aku sering banget stress, nangis-nangis, ngambek, ga nafsu makan minum.  Ditambah kalau tidur benar-benar tidak nyaman karena payudara masih sakit banget dibuat hadap miring kanan or kiri.

Dan aku bukan tipikal orang yang suka keluar rumah mencari hiburan, lebih baik aku di rumah buka laptop, dan mengetik curhat-curhat seperti ini. Aku hanya butuh ketenangan, me time, alias sendiri tanpa ada orang lain yang ajak bicara dan bolak balik harus ikutan acara sana sini. Tapi saat ini masih banyak banget kegiatan diluar karena dalam rangka mengunjungi sepuh2, saudara di bogor yang sudah bantu kelancaran pernikahanku kemarin, acara-acara suami, cari baju utk lebaran, cari bukaan puasa, bukber sana sini dll.

Haduuh jujur aja bund, saya yang biasa introvert dan diharuskan ikut acara sana sini seperti itu sangat menghabiskan energi. Jatuhnya aku capek fisik serta batin. Tapi memang mau gimana lagi, sekarang sudah tidak bisa se-egois dulu, sekarang aku hidup dengan keluarga baru. Yahh aku nikmati saja lah.. dengan ngambek dikit hahaha. Namanya juga proses.. dan sempat juga kemarin keluar bareng keluarga aku tiba-tiba mual banget di mobil, dan aku ga berani bilang suami. Alhasil nangis di dalam mobil dan semua parno. Akhirnya aku dibelikan jus wkwk. 

Sempat aku curhatkan juga pada teman-teman yang sudah menikah masalah kejenuhan batin karena adaptasi ini, yah kata mereka jangan terlalu dibikin stress krna bisa pengaruh buat bayi, apalagi sampai gak nafsu makan, jangan biarkan kebiasaan2 lama yang biasa dilakukan untuk melepaskan stress jadi hilang, apa yang biasa aku lakukan untuk reducing stress yaa lakukan aja lagi. Lebih berani lagi ngomong dan minta ke suami, dan berani untuk menolak kalau memang kondisi lagi capek.

Tapi bersyukurlah, bulan-bulan tersulitku ini suami selalu tanyakan mauku apa dan paham dengan penat-penat selama hamil.

----

🔍Update hasil USG

Ini dia bahan post yang aku tunggu! pada tanggal 31 maret kamarin aku ke obgyn utk USG. Di suatu RSIA Bogor. Aku booking melalui WA sehari sebelumnya, awalnya aku bingung pilih dokter mana, namun akhirnya aku pilih berdasarkan feeling dari muka dokternya aja wkkwkw, kelihatannya baik dan berpengalaman. Request suami dokternya harus perempuan. Yaudahlah akhirnya dapat tuh hari Rabu jam 08.00-09.00 pagi oleh dokter (sebut saja) A.

Namun proses bookingnya bukan booking antrian ya.. tetap perlu kesana dulu untuk mendapatkan antrian (jatuhnya ttep rebutan siapa cepat dia dapat urutan pertama), booking disini hanya ditujukan untuk memasukkan list ke dalam pendaftar agar cepat proses tinggal print.

Di hari-H aku dan suami menuju kesana sepagi mungkin, yaitu jam stgh 7, dan menikmati sarapan bubur dulu pinggir jalan hahaha. Dan tidak lupa berbekal air 2 liter untuk ngisi kandung kemih agar lebih mudah terlihat saat di USG. 

Setelah sampai RSIA yapp aku dapat urutan nomor 1. Dan langsung check-up general dulu.

Kondisiku saat itu :
BB = 47,3
Tekanan darah = lupa, pokoknnya normal

(blablablabla setelah sekian menit menunggu)

Akhirnya nomorku dipanggil dan kenalan dulu nih ama dokternya, Alhamdulillah sesuai expektasi dokternya enak banget diajak bicara 😍, tidak seperti dokter yang sedang terburu-buru. Kemudian mulai lah di USG. Aku meminta suami untuk dokumentasi, dan Masya Allah 😳

Halloo bunda, aku sudah 9 weeks dan jantungku sudah mulai berdetak

Halloo bunda, aku sudah 9 weeks, panjangku sudah mencapai 2.3 cm dan jantungku sudah mulai berdetak

Sedikit percakapan antara kami dan dokter : 
Dokter : "Nihhh udah ada jantungnya tuhh kecil denyut-denyut.. itu berdetak, mau coba dengerin?"
Kami : "Wahh boleh, mau dong dok"

YAASHHH, SEKETIKA AIR MATAKU NGOCOORRRR, rasanya gimana yahh, setelah tau ada makhluk lain Allah izinkan hidup lewat aku, dan sehat saat itu kondisinya. Suami juga nangis tuh kyknya wkkw. Masya Allah banget rasanya. Mengingata aku dulu cewe seperti ga ada harapan buat lebih dewasa, trnyata aku sudah berada di Step ini.. dalam hati bersyukur abis-abisan deh pokoknya. Terharu senenggg banget.


Kondisi bayi panjang 2.4 cm, alias sesuai dengan umur, dan sejauh pengelihatan USG bayi sehat, serta detak jantung juga normal.

Setelah itu kami sesi curhat tanya jawab, dan di resepi vitamin dan obat jika ada keluhan. Dan juga kata dokter untuk check bulan selanjutnya memerlukan test lab darah, untuk mengetahui kemungkinan resiko dan pencegahan yang sedini mungkin. 

Sat set sat set, bereslah kami dari bagian farmasi, saat ini aku hanya diresepkan vitamin promavit seperti biasa utk 2 bulan (60 kapsul). Dan lanjut kebagian administrasi. 

Total biaya check kali ini kurang lebih berkisar 500 rb (biaya jasa sekitar 280-300 rb, dan obatnya sekitar 200 rb juga.)
---
Sekian curhatan dan sekilas update tentang kehidupanku kali ini hahaha. Seneng banget rasanya bisa sharing perasaan serta pengalaman yang bermanfaat. Jangan bosan-bosan ikuti cerita-ceritaku yaa! apalagi tentang hamil, aku bakal rajin karena hamil adalah suatu anugerah terbaik sepanjang aku hidup!.

Terima kasih teman-teman pembaca 💖

Tips mengetahui dokter pilihanmu sudah cocok sama kamu atau belum :
  1. Cara dia berbicara santai, tidak menggunakan nada tinggi saat berbicara, dan tidak seperti orang  terburu-buru.
  2. Kamu dengan mudah memahami apa yang dokter sampaikan. Dan dengan mudah curhat lapang dengannya.
  3. Tidak menakut-nakuti, tidak seperti "mengancam".
  4. Senang memberikan affirmasi positif.
  5. Tidak masalah dengan segala pilihan lahiran kamu, dan tetap support segala pilihan kamu. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Cari Blog Ini

About me

About Me

Hallo, perkenalkan, panggil saja aku Bella. Blog ini sebagai catatan pribadi aku untuk mengisi waktu luang dan mencatat ilmu yang aku pelajari kapan saja dimana saja. Have fun!

Follow Us

  • twitter
  • instagram

Categories

  • Curhat
  • Hamil
  • Kesehatan
  • Makanan
  • Pregnancy
  • resep

recent posts

Blog Archive

  • Juni 2022 (1)
  • Mei 2022 (1)
  • April 2022 (2)
  • Maret 2022 (1)
  • Januari 2022 (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

    no image Oseng Pare Udang (2-3 porsi)
    no image Ayam Teriyaki
    no image Trimester 1 - Mengetahui hamil, apa yang dirasakan dan apa yang dilakukan

Visits

Created with by ThemeXpose